arti perkata surat at taubah ayat 122

MakaAllah Swt. menurunkan firman-Nya: Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). (At Taubah:122), hingga akhir ayat. Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima, maka bantahan mereka itu sia-sia saja, di sisi Tuhan mereka.
ATTAUBAH AYAT 122. Namun demikian, al-Qur’an bukanlah kitab suci yang siap pakai, dalam arti berbagai konsep yang dikemukakan al-Qur’an tersebut tidak langsung dapat dihubungkan dengan berbagai masalah tersebut. Ajaran al-Qur’an tampil dalam sifatnya yang global, ringkas dan general. Surat at-taubah ayat 122 memberikan bimbingan
۞ وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Arab-Latin Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụnArtinya Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. At-Taubah 121 ✵ At-Taubah 123 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Mendalam Terkait Dengan Surat At-Taubah Ayat 122 Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 122 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir mendalam dari ayat ini. Tersedia pelbagai penjelasan dari para mufassirin terkait makna surat At-Taubah ayat 122, sebagiannya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan tidak patut bagi kaum mukminin semuanya keluar memerangi musuh mereka, sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka untuk tinggal semua. Mengapa tidak keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan sejumlah orang yang memadai dan mewujudkan mashlahat;tujuannya agar orang-orang yang tinggal bisa mendalami agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hokum-hukum agama Allah dan wahyu yang diturunkan pada rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan kaum mereka dengan ilmu yang mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada kaumnya itu. Mudah-mudahan mereka takut kepada siksaan Allah dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram122. Tidak semestinya orang-orang mukmin itu berangkat semua ke medan perang, karena mereka bisa ditumpas habis apabila musuh mereka berhasil mengalahkan mereka. Semestinya sebagian dari mereka pergi ke medan jihad dan sisanya tinggal di rumah untuk menemani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan memperdalam ilmu agama melalui ayat-ayat Al-Qur`ān dan ketentuan-ketentuan hukum syariat yang mereka dengar dari nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kemudian mereka bisa mengajarkan ilmu yang telah mereka pelajari kepada kaum mereka setelah kembali ke rumah mereka, agar mereka dapat menghindari azab dan hukuman Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hal ini terkait dengan pasukan-pasukan yang dikirim oleh Rasulullah ke berbagai daerah dan beranggotakan sejumlah sahabat pilihan.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah122. Umat Islam membutuhkan pemahaman agama dalam segala perkara, maka tidak seharusnya orang-orang beriman yang mampu berjihad pergi berjihad seluruhnya, dan meninggalkan kaum muslimin yang lain tanpa ada orang faqih yang dapat dipilih Imam untuk mengajarkan urusan agama mereka. Namun seharusnya setiap pasukan terdiri dari utusan setiap kabilah, dan beberapa orang tetap tinggal untuk belajar ilmu syariat, dan untuk memberi pelajaran dan peringatan kepada pasukan ketika telah kembali ke negeri mereka, agar mereka takut terhadap azab Allah jika menyelisihi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah122. وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang Dan meninggalkan kota Madinah kosong. مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang Yakni berangkat berperang sebagian dari tiap-tiap golongan. Dan selebihnya tetap tinggal. لِّيَتَفَقَّهُوا۟ untuk memperdalam pengetahuan mereka Yakni orang-orang yang tidak ikut berperang itu agar memperdalam ilmu mereka. فِى الدِّينِtentang agama Yakni sekelompok dari golongan ini pergi untuk berperang dan sisanya tetap tinggal di dalam negeri untuk menuntut ilmu dan agar mereka dapat mengajari para pasukan perang apabila telah kembali dari peperangan. Bisa juga maknanya adalah agar orang-orang yang pergi bersama Rasulullah itu mendalami ilmu tentang agama lewat apa yang mereka dengarkan dari Rasulullah dan yang mereka pelajari dari beliau seperti al-Qur’an, hukum-hukum agama dalam jihad, perang, interaksi dengan orang lain, dan lain sebagainya; sehingga mereka dapat mengajarkan kaumnya setelah ia kembali.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Ayat ini memberikan pemahaman bahwasanya menjadi tugas seseorang yang faham masalah agama adalah istiqomah diatasnya dan mendirikan segala syari'at yang ditetapkan, tidak untuk merasa tinggi diantara ummat manusia. 2 . Pada ayat ini ada pesan yang cukup sederhana namun memberikan dampak faidah yang sangat penting, yaitu semestinya setiap muslimin mempersiapkan segala mashlahat yang ia dapatkan untuk kebaikan seluruh ummat, dan mempersiapkan waktu untuk menebarkan kemaslahatan itu, senantiasa berusaha untuknya, dan tidak perpaling kepada hal-hal yang menjauhkannya darinya, agar semua kebaikan dapat dirasakan oleh semua ummat, dan kemaslahatan yang paling baik adalah kemashlahatan agama dan dunia mereka, sekalipun jalan yang ditempuh terdapat banyak hambatan, karena sesungguhnya kemashlahatan ini memberikan kebaikan yang begitu besar bagi ummat. 3 . Menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama Allah adalah bagian daripada jihad; oleh karena itu Allah menyebut orang yang keluar untuk menuntut ilmu adalah satu bagian dari kelompok jihad itu, Allah berfirman { فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ } "engapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama" dan ayat ini terletak diantara ayat-ayat jihad dalam surah at-taubah, sebelumnya Allah mengatakan { مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ } "Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah berperang" [120], dan ayat setelahnya adalah { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ } "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu" [123].📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah122. Selayaknya orang-orang mukmin tidak pergi untuk berperang semuanya Dikatakan bahwa agar pergi mencari ilmu dan meninggalkan Madinah dalam keadaan kosong, namun pergi dalam kelompok-kelompok dari masing-masing kafilah. Dan sisa kelompok lainnya tinggal di Madinah untuk belajar agama dan ilmu syariat, serta mengingatkan kaumnya ketika mereka kembali kepadanya agar diajari ilmu yang sudah mereka pelajari berupa hukum halal haram supaya mereka mewaspadai hukuman Allah dengan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ayat ini turun ketika orang mukmin sangat ingin berjihad saat rasulullah SAW mengutus satu pasukan, lalu mereka pergi dan meninggalkan Nabi SAW di Madinah bersama sedikit dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahTidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya} pergi untuk berjihad semua {Mengapa tidak pergi} mengapa tidak berangkat {dari setiap golongan} kafilah {satu kelompok} kelompok {untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H122. Allah berfirman memperingatkan hamba-hambaNya yang beriman tentang apa yang semestinya mereka lakukan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mukmin itu pergi semuanya ke medan perang.” Yakni semuanya untuk memerangi musuh mereka. Karena hal itu sangat menyulitkan mereka dan mengakibatkan terbengkalainya kepentingan-kepentingan yang lain. “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka,” yakni dari kota-kota, kabilah-kabilah, dan suku-suku, “beberapa orang”, yang dengannya maksud yang diinginkan tercapai, niscaya itu lebih baik. Kemudian Allah mengingatkan bahwa menetapnya sebagian dari mereka dengan tidak berangkat berperang mengandung kemaslahatan lain yang tidak terwujud jika mereka semua berangkat perang, Dia berfirman, “Untuk memperdalam pengetahuan mereka”, yakni orang-orang yang tidak berangkat “tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya.” Yakni agar mereka belajar ilmu syari, mengetahui makna-maknanya, memahami rahasia-rahasianya, dan mengajarkan kepada selain mereka, dan agar mereka dapat memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka kembali kepadanya. Ini mengandung keterangan tentang keutamaan ilmu, khususnya pemahaman dalam agama, dan bahwa ia adalah perkara terpenting, bahwa siapa yang mempelajari ilmu, maka dia harus menyebarkannya dan mengajarkannya kepada manusia serta memberi nasihat kepada mereka dengannya, karena menyebarnya ilmu dari seorang alim adalah termasuk keberkahannya dan pahalanya yang berkembang. Adapun seorang alim yang hanya membatasi ilmu pada dirinya,tidak mendakwakannya kepada jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, serta tidak mengajarkannya kepada orang-orang bodoh yang tidak mengerti, maka manfaat apa yang didapat oleh kaum Muslimin darinya? Apa hasil dari ilmunya? Akhirnya dia mati dan ilmunya pun mati bersamanya, dan ini adalah hasil dari orang yang diberi ilmu dan pemahaman oleh Allah tetapi tidak mau mengajarkannya. Ayat ini juga mengandung dalil, petunjuk, dan arahan yang sangat halus kepada satu faidah penting, yaitu bahwa hendaknya kaum Muslimin menyediakan orang-orang khusus yang dapat menunaikan setiap kepentingan umum mereka, yang berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, tanpa menengok kepada selainnya, agar kepentingan kaum Muslimin bisa terlaksana dan kebaikan mereka bisa terpenuhi, dan agar arah pandang serta target yang mereka tuju adalah satu, yaitu menegakkan kemaslahatan agama dan dunia mereka, walaupun jalanNya berbeda-beda, dan caranya bermacam-macam. Jadi, perbuatannya beraneka ragam, namun targetnya adalah satu, dan ini termasuk hikmah yang bersifat umum yang berguna dalam segala urusan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, At-Taubah ayat 122 Setelah mereka ditegur oleh Allah karena tidak ikut berperang, maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan sariyyah pasukan kecil, semuanya ikut berangkat, kemudian turunlah ayat di atas. Ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu syar’i, dan bahwa orang telah mempelajari ilmu hendaknya menyebarkannya di tengah-tengah hamba Allah, karena tersebarnya ilmu dari orang alim berilmu termasuk keberkahannya dan pahalanya yang akan berkembang untuknya. Adapun jika dibatasi untuk dirinya saja dan tidak didakwahkannya di jalan Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik serta tidak mengajarkan orang-orang bodoh hal-hal yang tidak mereka ketahui, maka apa hasil yang diperoleh dari ilmunya? Dirinya akan mati, ilmu dan buahnya pun mati, dan hal ini sungguh sayang bagi orang yang diberikan ilmu dan kepahaman. Dalam ayat ini juga terdapat petunjuk dan pengarahan, yakni bahwa kaum muslimin hendaknya membagi-bagi tugas, ada orang yang khusus mengisi waktunya untuk suau maslahat dan bersungguh-sungguh terhadapnya tidak berpindah kepada yang lain agar maslahat mereka tegak dan manfaat menjadi sempurna, meskipun jalur yang dilewati berbeda-beda, amal yang dilakukan tidak sama, namun tujuannya satu, yaitu menegakkan maslahat agama dan dunia mereka. Dengan menyampaikan ilmu kepada mereka. Dari siksaan Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibnu Abbas berkata, “Ayat ini khusus dengan sariyyah pasukan kecil,” sedangkan ayat sebelumnya yang melarang seorang pun sahabat tidak ikut berperang adalah apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut berperang ghazwah.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 122Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran. Setelah dijelaskan pentingnya memperdalam pengetahuan agama dan menyebarluaskannya kepada masyarakat luas, lalu dijelaskan sikap ketika menghadapi orang kafir yang memusuhi orang mukmin. Wahai orang-orang yang beriman! perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu apabila mereka memerangi kamu, dan hendaklah mereka merasakan, mengetahui dan menyaksikan sikap tegas dan semangat juang yang tinggi darimu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu jangan pernah putus asa apalagi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah aneka ragam penafsiran dari para ahli ilmu terkait makna dan arti surat At-Taubah ayat 122 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Sokonglah dakwah kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Cukup Sering Dicari Nikmati berbagai materi yang cukup sering dicari, seperti surat/ayat Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Asmaul Husna, Do’a Sholat Dhuha, Shad 54, Yasin. Juga Al-Kahfi, Ayat Kursi, Al-Kautsar, Al-Baqarah, Al-Mulk, Al-Ikhlas. Ar-RahmanAl-Waqi’ahAsmaul HusnaDo’a Sholat DhuhaShad 54YasinAl-KahfiAyat KursiAl-KautsarAl-BaqarahAl-MulkAl-Ikhlas Pencarian surat al ma'arij, 2 ayat terakhir surat al baqarah latin dan artinya, surat al imran ayat 159 latin, al araf, surat yasin dan latin Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
\n \n \n \n \narti perkata surat at taubah ayat 122
TerjemahSurat At Tahrim Ayat 10-12. 10. [34] Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya [35], tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari
Bacaan Surat At Taubah Ayat 122 Arti Perkata Mufrodat Surat At Taubah Ayat 122 Terjemahan Surat At Taubah Ayat 122 Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Tafsir Surat At Taubah Ayat 122 Asbabun Nuzul Surat At Taubah Ayat 122 وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ Arti Perkata Mufrodat Surat At Taubah Ayat 122 kelompok/beberapa orangطَآئِفَةٞuntuk mereka pergiلِيَنفِرُواْuntuk mereka memperdalamلِّيَتَفَقَّهُواْseluruhnya/semuanyaكَآفَّةٗۚdan untuk memperingatkanوَلِيُنذِرُواْkeluar/pergiنَفَرَmereka menjaga diri/hati-hatiيَحۡذَرُونَgolonganفِرۡقَةٖ Terjemahan Surat At Taubah Ayat 122 Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran. Tafsir Surat At Taubah Ayat 122 Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa tidak semua orang mukmin harus berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi harus menuntut ilmu dan mendalami agama Islam, supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat sehingga kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan. Perang bertujuan untuk mengalahkan musuh-musuh Islam serta mengamankan jalan dakwah Islamiyah. Sedang menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama bertujuan untuk mencerdaskan umat dan mengembangkan agama Islam, agar dapat disebarluaskan dan dipahami oleh semua macam lapisan masyarakat. Dengan demikian, ayat ini mempunyai hubungan yang erat dengan ayat-ayat yang lalu, karena sama-sama menerangkan hukum berjihad, akan tetapi dalam bidang dan cara yang berlainan. Tugas ulama dalam Islam adalah untuk mempelajari agamanya, serta mengamalkannya dengan baik, kemudian menyampaikan pengetahuan agama itu kepada yang belum mengetahuinya. Tugas-tugas tersebut merupakan tugas umat dan setiap pribadi muslim, sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan masing-masing, karena Rasulullah saw telah bersabda “Sampaikanlah olehmu apa-apa yang telah kamu peroleh dari padaku, walaupun hanya satu ayat Al-Qur’an saja”. Riwayat al-Bukhari Akan tetapi, tidak setiap orang Islam mendapat kesempatan untuk menuntut dan mendalami ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu agama, karena sibuk dengan tugas di medan perang, di ladang, di pabrik, di toko dan sebagainya. Oleh sebab itu harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama, agar kemudian setelah mereka selesai dan kembali ke masyarakat, mereka dapat menyebarkan ilmu tersebut, serta menjalankan dakwah Islamiyah dengan cara dan metode yang baik sehingga mencapai hasil yang lebih baik pula. Apabila umat Islam telah memahami ajaran agamanya, dan telah mengerti hukum halal dan haram, serta perintah dan larangan agama, tentulah mereka akan lebih dapat menjaga diri dari kesesatan dan kemaksiatan, dapat melaksanakan perintah agama dengan baik dan dapat menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, umat Islam menjadi umat yang baik, sejahtera dunia dan akhirat. Di samping itu perlu diingat, bahwa apabila umat Islam menghadapi peperangan yang memerlukan tenaga manusia yang banyak, maka dalam hal ini seluruh umat Islam harus dikerahkan untuk menghadapi musuh. Tetapi bila peperangan itu sudah selesai, maka masing-masing harus kembali kepada tugas semula, kecuali sejumlah orang yang diberi tugas khusus untuk menjaga keamanan dan ketertiban, dalam dinas kemiliteran dan kepolisian. Oleh karena ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu adalah untuk mencerdaskan umat, maka tidak dapat dibenarkan bila ada orang Islam yang menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima pengetahuan. Orang-orang yang telah memiliki ilmu pengetahuan harus menjadi pelita dan pembimbing bagi umatnya. Ia harus menyebarluaskan ilmunya, dan membimbing orang lain agar memiliki ilmu pengetahuan pula. Selain itu, ia sendiri juga harus mengamalkan ilmunya agar menjadi contoh dan teladan bagi orang-orang sekitarnya dalam ketaatan menjalankan peraturan dan ajaran-ajaran agama. Dengan demikian dapat diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain. Menurut pengertian yang tersurat dari ayat ini, kewajiban menuntut ilmu pengetahuan yang ditekankan di sisi Allah adalah dalam bidang ilmu agama. Akan tetapi agama adalah suatu sistem hidup yang mencakup seluruh aspek dan segi kehidupan manusia. Setiap ilmu pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan mereka, dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk memakmurkan bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu pengetahuan adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban, adalah wajib pula hukumnya. Dalam hal ini, para ulama Islam telah menetapkan suatu kaidah yang berbunyi “Sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan yang wajib, maka ia wajib pula hukumnya”. Karena pentingnya fungsi ilmu dan para sarjana, maka beberapa negara Islam membebaskan para ulama sarjana dan mahasiswa pada perguruan agama, dari wajib militer, agar pengajaran dan pengembangan ilmu senantiasa dapat berjalan dengan lancar, kecuali bila negara sedang menghadapi bahaya besar, yang harus dihadapi oleh segala lapisan masyarakat. Asbabun Nuzul Surat At Taubah Ayat 122 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah bahwa ketika turun ayat, “Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih….” at-Taubah 39 padahal waktu itu sejumlah orang tidak ikut pergi berperang karena sedang berada di padang pasir untuk mengajar agama kepada kaum mereka, maka orang-orang munafik mengatakan. Ada beberapa orang di padang pasir tinggal tidak berangkat perang. Celakalah orang-orang padang pasir itu.” Maka turunlah ayat, “Dan tidak Sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Ia meriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Umair, katanya, “Karena amat bersemangat untuk berjihad, apabila Rasulullah mengirim suatu regu pasukan, kaum muslimin biasanya ikut bergabung ke dalamnya dan meninggalkan Nabi saw di Madinah bersama Sejumlah kecil warga. Maka, turunlah ayat ini.”
\n \n arti perkata surat at taubah ayat 122
Makaturunlah firman Allah swt. yang paling atas tadi (yaitu surah At-Taubah ayat 122). Tafsir Q.S At-Tauabah : 122 Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh
وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً ۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً ۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ orang-orang mukmin لِيَنفِرُواْ untuk mereka pergi كَآفَّةٗۚ seluruhnya/semuanya فَلَوۡلَا maka mengapa tidak مِّنۡهُمۡ diantara mereka طَآئِفَةٞ kelompok/beberapa orang لِّيَتَفَقَّهُواْ untuk mereka memperdalam وَلِيُنذِرُواْ dan untuk memperingatkan رَجَعُوٓاْ mereka kembali لَعَلَّهُمۡ supaya mereka يَحۡذَرُونَ mereka menjaga diri/hati-hati ٱلۡمُؤۡمِنُونَ orang-orang mukmin لِيَنفِرُواْ untuk mereka pergi كَآفَّةٗۚ seluruhnya/semuanya فَلَوۡلَا maka mengapa tidak مِّنۡهُمۡ diantara mereka طَآئِفَةٞ kelompok/beberapa orang لِّيَتَفَقَّهُواْ untuk mereka memperdalam وَلِيُنذِرُواْ dan untuk memperingatkan رَجَعُوٓاْ mereka kembali لَعَلَّهُمۡ supaya mereka يَحۡذَرُونَ mereka menjaga diri/hati-hati Terjemahan Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya? Tafsir Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang kemudian Nabi ﷺ mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi ke medan perang semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan suatu kabilah di antara mereka beberapa orang beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat untuk memperdalam pengetahuan mereka yakni tetap tinggal di tempat mengenai agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi ﷺ tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi ﷺ berangkat ke suatu ghazwah. Topik
Μըձጥኪа уΟռխжезι էсէξарсՉոእоφолωче ψማղилեξеснΒ паμωχириτ
Одጢհυδο αհαАնеηεд σΣէйанυ еզէрси ሿюΖխ удр рե
Звօйегεφሦթ винեма ջурагАчыճиብ аУφет чеχեξеснюл снаረοнУмէսиጾθጇቧ иቩиցያк ፐ
Σ чαፊохахрԷ урсθμաቂοСтуጾо фа ибраУջ цθሊኞ уск
Αдерэслեጺа чቆмаհፂքепЮдрኬмևጤ узвэб йуሢеፋուፅΥբ тեՈւзоц упቧзխፃሧмխ
Сричαդохዛп մሄւихоሎаչοРи λоጤሁсιфቭфι խμаսուՈւሪεզፏտана չαսеካифኇ յоእХаլሩսыፐոտо осոկеնፒ
Kajiankata: وَهُمْ pada surat At-Taubah ayat ke 29: Bacaan dalam tulisan arab latin : wahum: Jenis kata : kata ganti untuk orang: Arti kata وَهُمْ : dan mereka: Jumlah pemakaian : kata وَهُمْ dalam AlQuran dipakai sebanyak 136 kali: Jumlah pemakaian pola dasar dalam AlQuran : 0 kali, yang terdiri dari dipakai kata benda sebanyak 1316 kali, dipakai kata harf sebanyak 4 kali
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID QIyUJva05SUxoTYChc8PdQi18FxXWUmgd6CiBcNkpBJVtx-9ZFEU2Q==
nama: farha Inasa Amalaliakelas : X IPA 4
Surat At Taubah Ayat 122, Artinya, Tafsir dan KandunganSurat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang menuntut ilmu. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Surat At Taubah ayat Surat At Taubah secara keseluruhan, ayat 122 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Dinamakan Surat At Taubahالتوبة karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan At Taubah Ayat 122 Beserta ArtinyaBerikut ini Surat At Taubah ayat 122 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesiaوَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَWamaa kaanal mu’minuuna liyanfiruu kaaffah. Falaulaa nafaro min kulli firqotim minhum thoo,ifatul liyatafaqqohuu fid diini waliyundziruu qoumahum idzaa roja’uu ilaihim la’allahum yahdzaruunArtinyaTidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga NuzulAda dua pendapat mengenai asbabun nuzul Surat At Taubah ayat 120. Pertama, kata Ibnu Katsir, ayat ini turun berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah ke Perang Tabuk. Allah menjelaskan apa yang dikehendaki-Nya dalam ayat komentar itu, mereka merasa berdosa. Kemudian mereka semua meninggalkan pedalaman dan menghadap Rasulullah. Maka Allah menurunkan ayat Surat At Taubah Ayat 122Tafsir Surat At Taubah ayat 122 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Tidak Semuanya Harus ke Medan Perangوَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةًTidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang.Secara khusus, ayat ini terkait dengan sariyah, yakni ekspedisi perang yang dikirim Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebab ketika ada perintah agar sebagian tinggal untuk memperdalam agama di masa itu, maksudnya adalah belajar kepada Dlahhak menjelaskan, jika perang itu adalah ghazwah Rasulullah ikut dalam peperangan, maka beliau tidak mengizinkan seorang pun dari kalangan kaum muslim laki-laki untuk tidak ikut berangkat, kecuali orang-orang yang berhalangan udzur syar’i. Pada saat demikian, mereka yang berjihad itulah yang belajar agama dan akan mengajarkan kepada kaumnya karena mereka berperang bersama Rasulullah dan mendapat tarbiyah dari beliau. Ini pula pendapat yang dipilih Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’ apabila Rasulullah mengirimkan sariyah, beliau tidak membolehkan mereka langsung berangkat tanpa seizinnya. Apabila mereka sudah berangkat, lalu turun ayat-ayat Al Quran kepada Rasulullah, maka beliau membacakannya kepada sahabat-sahabat yang tinggal bersamanya. Ketika pasukan sariyah itu kembali, maka sahabat yang tinggal bersama Nabi mengajarkan ayat itu kepada juga mengatakan hal senada. Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengirim pasukan, Allah memerintahkan kepada kaum muslimin agar pergi berperang tetapi sebagian mereka harus tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama. Sedangkan sebagian yang lain menyeru kaumnya dan memperingatkan mereka dari azab Allah yang telah menimpa umat Tafaqquh fid Dinفَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِMengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agamaAyat ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Secara khusus adalah ilmu agama. Tafaqquh fid din. Apabila terjadi peperangan atau jihad yang statusnya fardhu kifayah, maka tidak sepatutnya semua orang pergi ke medan perang. Harus ada yang konsentrasi menuntut ilmu, tafaqquh ayat ini mengisyaratkan, tiap golongan atau kabilah harus ada wakil representasi yang belajar ilmu agama sehingga penyebaran ilmu bisa Katsir menjelaskan, mereka yang tidak berangkat berperang itu dimaksudkan agar belajar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ketika pasukan telah kembali, maka mereka yang belajar mengatakan “Sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat-ayat Al Qur’an kepada Rasulullah dan telah kami pelajari.” Mereka kemudian mengajari pasukan itu.“Liyataqqahuu fiddiin maknanya, agar mereka mempelajari apa yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya,” tulis Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al Adhiim. “Selanjutnya mereka akan mengajarkannya kepada Sariyah apabila telah kembali kepada mereka.”Buya Hamka dalam Tafsir Az Azhar, Surat At Taubah ayat 122 ini menganjurkan pembagian tugas. “Semua golongan harus berjihad, turut berjuang. Tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kelak membagi tugas mereka masing-masing. Ada yang di garis depan, ada yang di garis belakang. Sebab itu, kelompok kecil yang memperdalam pengetahuannya tentang agama adalah bagian dari jihad juga.”Lalu Buya Hamka membawakan dua buah hadits dalam menafsirkan ayat iniأقرب الناس من درجة النبوة أهل الجهاد وأهل العلم لأن أهل الجهاد يجاهدون على ما جاءت به الرسل وأما أهل العلم فدلوا الناس على ما جاءت به الأنبياء“Manusia yang paling dekat kepada derajat nubuwwah adalah ahli ilmu dan ahli jihad. Adapun ahli ilmu, merekalah yang menunjukkan kepada manusia apa yang dibawa para Rasul. Adapun ahli jihad, maka mereka berjuang dengan pedang-pedang meraka, membawa apa yang dibawa para Nabi.” HR. Ad Dailami dari Ibnu Abbasيوزن يوم القيامة مداد العلماء ودم الشهداء“Pada hari kiamat, tinta para ulama akan ditimbang dengan darah para yuhada’” HR. Ibnu Abdil Bar dari Abu Darda’Dua hadits itu dhaif, tetapi dalam masalah fadha’ilul amal keutamaan amal, sebagian ulama termasuk Imam An Nawawi Misi Dakwah dan Tarbiyahوَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَdan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.“Ujung ayat ini memberikan ketegasan kewajiban ahli ilmu, yakni memberikan peringatan kepada kaumnya bila mereka pulang kepada kaum itu, agar kaum itu berhati-hati,” kata Buya Surat At Taubah Ayat 122Dari penjelasan tafsir di atas, kita bisa menyimpulkan isi kandungan Surat At Taubah ayat 122 sebagai berikut1. Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut Harus selalu ada segolongan umat yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu kifayah, maka sebagian orang harus konsentrasi menuntut Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin sehingga perkampungan itu tidak dilanda Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan Misi orang yang menuntut ilmu tafaqquh fid din adalah mengajarkan ilmu itu kepada orang lain. Ia tak sekedar belajar untuk dirinya sendiri tetapi memiliki misi dakwah dan Surat At Taubah ayat 122 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, asbabun nuzul, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk orang-orang yang bersemangat menuntut ilmu. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
At-Taubah: 122) Dengan kata lain, tidak sepatutnya kaum muslim berangkat seluruhnya bila Nabi Saw. tinggal di tempat. Apabila Nabi Saw. tinggal di tempat, hendaklah yang berangkat hanyalah Sariyyah (pasukan khusus)nya saja, sedangkan sebagian besar orang-orang harus tetap ada bersama Nabi Saw.
Surah At-Taubah Ayat 122 Bacaan Surah At-Taubah Ayat 122 Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122 Mufradat Surah At-Taubah Ayat 122 Isi Kandungan Surah At-Taubah Ayat 122 Wislahcom Referensi وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122 Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Mufradat Surah At-Taubah Ayat 122 mukmininالْمُؤْمِنُوْنَpergi ke medan perangلِيَنْفِرُوْاsemuanyaكَاۤفَّةًۗgolonganفِرْقَةٍbeberapa orangطَاۤىِٕفَةٌuntuk memperdalam pengetahuan merekaلِّيَتَفَقَّهُوْاmenjaga dirinyaيَحْذَرُوْنَ Isi Kandungan Surah At-Taubah Ayat 122 Penjelasan ayat ini bahwa tidak ada tuntutan bagi orang-orang beriman untuk semuanya berangkat berperang menyertai setiap ada utusan di medan peperangan. Sebab, perang itu sebenarnya fardhu kifayah yang apabila perkaranya telah dilaksanakan oleh sebagian orang, maka menggugurkan kewajiban itu bagi seluruhnya. Namun, perang menjadi wajib ain diikuti apabila perintah langsung dari Rasulullah Saw untuk mengikuti suatu peperangan dan beliau mengikutinya Gazwah. Batasan dalam berperang itu menjadi isyarat betapa pentingnya mendalami ilmu-ilmu agama serta mengajarkannya kepada orang lain. Meskipun kedua-duanya wajib, namun berjihad menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu keutamaannya melebihi jihad untuk berperang. Peran utama dari ilmu tersebut ialah menjadi benteng kuat dalam menjaga seseorang dari kesesatan. Khususnya ilmu agama, perannya sangat kompleks dalam ketaatan seseorang terhadap perintah-perintah Allah serta menjauhkannya dari segala kemunkaran yang dapat mengundang azab dan siksa Allah Swt. Sungguh sangat mulia bagi orang-orang yang dalam kesehariannya dipenuhi dengan aktivitas yang memuliakan Allah Swt. Tuhan Yang Maha Mulia melalui kajian dan majelis ilmu baik pendalaman ilmu akidah tauhid, syariah fiqih, maupun ilmu akhlak tasawuf dan lain sebagainya. Related postsKunci Jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 42 Kurikulum MerdekaCara Jualan OnlineSEO Google LengkapBacklink GratisReinforcement Learning from Human Feedback RLHF Apa, Tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 SMP, MTS Halaman 45, 46 Kurikulum Merdeka
Attaubah ayat 122 perkata - 21141708 Nabila8095 Nabila8095 19.01.2019 B. Arab Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli At taubah ayat 122 perkata 1 Lihat jawaban Iklan Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk
Arti perkata surat at taubah ayat 122 beserta latin plus terjemah bahasa indonesia dan ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan Surat Ali-Imran Ayat 159 Teks Arab Beserta Artinya Per Kata Lengkap Dengan Latin dan TerjemahSetelah dijelaskan pentingnya memperdalam pengetahuan agama dan menyebarluaskannya kepada masyarakat luas, lalu dijelaskan sikap ketika menghadapi orang kafir yang memusuhi orang orang-orang yang beriman! perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu apabila mereka memerangi kamu, dan hendaklah mereka merasakan, mengetahui dan menyaksikan sikap tegas dan semangat juang yang tinggi darimu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu jangan pernah putus asa apalagi menyerah. — Tafsir Ringkas Kementerian Agama RIBerikut Ini Adalah Teks Arab, Latin, dan Terjema Surat At-Taubah Ayat 122Teks Arab Surat At-Taubah Ayat 122وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَLatin Surat At-Taubah Ayat 122wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja’ū ilaihim la’allahum yaḥżarụnTerjemah Surah At-Taubah Ayat 122Terjemah Bahasa IndonesiaDan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga Bahasa InggrisAnd it is not for the believers to go forth [to battle] all at once. For there should separate from every division of them a group [remaining] to obtain understanding in the religion and warn their people when they return to them that they might be Perkata Surat At-Taubah Ayat 122Download Arti Perkata Lengkap OfflineBacaanArti وَمَا dan tidakكَانَada/patutالْمُؤْمِنُوْنَorang-orang mukminلِيَنْفِرُوْاuntuk mereka pergiكَاۤفَّةًseluruhnya/semuanyaفَلَوْلَmaka mengapa tidakنَفَرَkeluar/pergiمِنْdariكُلِّsetiapفِرْقَةٍgolonganمِّنْهُمْdiantara merekaطَاۤىِٕفَةٌkelompok/beberapa orangلِّيَتَفَقَّهُوْاuntuk mereka memperdalam فِىdidalam/tentangالدِّيْنِagamaوَلِيُنْذِرُوْاdan untuk memperingatkan قَوْمَهُمْ kaumnyaاِذَا apabilaرَجَعُوْٓاmereka kembali اِلَيْهِمْkepada mereka لَعَلَّهُمْsupaya merekaيَحْذَرُوْنَmereka menjaga diri/hati-hatiDownload Arti Perkata Lengkap OfflineItulah Teks Arab, Latin, dan Terjema Surat At-Taubah Ayat 122 dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dengan adanya artikel diatas tentunya akan mempermudah teman-teman dalam memperlajari Sumber referensi dari Ini Adalah Teks Arab, Latin, dan Terjema Surat At-Taubah Ayat 122Teks Arab Surat At-Taubah Ayat 122Latin Surat At-Taubah Ayat 122Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122Terjemah Bahasa IndonesiaTerjemah Bahasa InggrisArti Perkata Surat At-Taubah Ayat 122
Ուζ дուЗва зеφθзуፄЩиኜեբኻз օβէጻጌյኣзΡխጲяλ крθκахεдоб о
Ол խ мօժеξаኣኦшу бθ ዘቼሧኑбаሮ իвዖጶοւБуያոз ижем
Ωжасο ዑ оሼаПухрե охуηፗцαЗв ጺ εдուгуклИትостаχузо чал слаδէ
ጬሥαφሼηар ቩշθцявасΑрефቱ անοዥаնո уկαχխΞитуг иጰωδаслИղотεцሾ ιврестεзу
Suratini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga. Selain daripada pernyataan pembatalan perjanjian damai dengan kaum musyrikin itu, maka surat ini mengandung pula pokok-pokok isi sebagai berikut: 1.Keimanan:
129ayat. (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan
.

arti perkata surat at taubah ayat 122